STEERING SYSTEM

SISTEM KEMUDI
MB32
Steering system adalah suatu sistem yang bekerja dengan mengendalikan unit dari gerak lurus menjadi belok ke kiri dan ke kanan sesuai kehendak operator. Sistem ini diterapkan pada semua unit/alat yang dalam pengoperasianya membutukan gerak maju-mundur-kekiri-kekanan-serong ataupun mutar dan merupakan bagian dari sistem kendali unit.




MB33









Seperti pada flowchart di atas steering system di bagi menjadi 3 yang utama yaitu: 
1. Linkage system Link system sendiri dibagi menjadi 3 antara lain :

A. Recirculating Balll Steering
⇒  Recirculating Ball Steering cara kerjanya dengan menggunakan linkage tanpa adanya power booster. Sistem ini banyak di gunakan pada mobil-mobil kecil yang tidak menggunakan power steering/power booster dan pada unit alat berat sudah tidak di gunakan lagi.


MB34

Cara kerja :
Pada saat steering wheel diputar, maka steering shaft akan ikut berputar. Dengan berputarnya shaft maka ball nut sassy bergerak ke atas atau ke bawah,tergantung kepada arah putaran steering wheel. Apabila ball nut bergerak maka sector gear akan bergerak sehingga pitman arm juga beregerak.

⇒ Rack dan Pinion Steering cara kerjanya seering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1.


MB35


B. Semi Hydraulich
Steering type ini mekanisme pergerakkan dibantu dengan tenaga hydraulic sehingga operator akan menjadi lebih ringan pada saat memutar steering wheel Apabila ball nut bergerak maka selector sahft akan berputar sehingga pitman arm akan bergerak. Pada semi hydraulic type ini diklasifikasikan :

1. Semi integral type Pada semi integral type di dalam gear box terdapat directional control valve untuk mengarahkan aliran oil dari pump ke cylinder ( sisi head atau sisi bottom ). Sedangkan drag link yang dipasang pada rod cylinder dan pitman arm, berfungsi untuk menetralkan kembali directional control valve (proporsional), agar cylinder tidak terus disupply oil dari pump ke cylinder pada saat gerakan steering wheel dihentikan.
2. Integral type, pada integral type steering, gear box assy terdiri atas komponen directional control valve (control valve assembly ), piston dan gear box ( power cylinder assembly ).
3. Combine type, pada combined type, directional valve terpasang pada cylinder. Gear box dipakai untuk menggerakkan pitman arm selanjutnyua pitman arm dipakai untuk menggerakkan directional control valve yang terletak pada hydraulic cylinder.

Dari ketiga sistem semi hidrolik di atas yang banyak digunakan pada unit truck alat berat adalah Integral type contoh pada gambar.


MB36

2. Full Hydraulich.                                                                                                       
Merupakan sistem steering yang pergerakannya menggunakan tenaga hydraulic dengan memanfaatkan komponen orbitroll yang berfungsi sebagai directional control valve untuk mengarahkan aliran oli pada saat engine bekerja (pump bekerja), sedangkan saat engine mati orbitroll akan berfungsi sebagai hand pump dan directional control valve. Contoh penggunaan sistem ini paling banyak adalah unit Hevy Duty Dump Truck seperti pada gambar berikut :


MB37



Cara kerja saat unit belok Kiri :
1. Steering Wheel berputar ke kiri.
2. Input shaft (1) juga berputar ke kiri.
3. Spool (3) bergerak ke atas.
4. Oli dari steering control valve mengalir ke port (P) masuk ke port (B) melalui lubang (a) pada spool (3)
    dan masuk ke dalam valve spool.
5. Oli dari dalam valve spool (3) mengalir ke antara stator (6) dan rotor (12) dan ke port (F).
6. Oli dari port (F) dialirkan ke steering cylinder melalui port (LT).
7. Oli dari sisi lain cylinder mengalir ke tank melalui port (RT), port (D) dan port R.
Berikut komponen utama pada steering full hydraulich.
  • Steering pump berfungsi mengalirkan oli menuju ke steering system.
  • Relief valve berfungsi membatasi tekanan ke sistem.
  • Stering valve/orbitroll mengarahkan oli saat engine running dan steering wheel digerakkan untuk belok kekiri/kekanan.
  • Crossover valve berfungsi sebagai pengaman/meredam beban kejut saat roda terbentur material yang keras agar tidak merusak komponen dalam sistem.
  • Steering cylinder berfungsi sebagai actuator merubah tenaga hidorlik menjadi mekanik dan mendorung knuckel roda untuk posisi belok ke kiri/kekanan.
Dari teori di atas ada hal yang paling sederhana dan simpel yang perlu diperhatikan sebelum kita/anda menjalankan unit/alat, yaitu kita wajib lakukan P2H atau Program Pemeriksaan Harian ini merupakan point penting dalam kita melakukan rutinitas sehari-hari,mungkin dari hal yang sederhana cek level air battrey, air pendingin di radiator kekencangan fan belt, kekencangan baut roda hingga ke level oil engine.

Suatu contoh jika kita lalai mengecek kekencangan fan belt/kendor, maka kemungkinan yang terjadi bisa saja terjadi engine overheat karena transfer putaran dari crankshaft/engine ke fan/kipas melalui belt tidak maksimal karena kendor dan terjadi slip, sehingga putaran kipas jadi pelan dan hembusan angin yang di gunakan untuk mendinginkan engine tidak maksimal maka yang terjadi adalah engine overheat. Dan akan berakibat kerusakan lain jika kita lalai melakukan pengecekan pada bagian-bagian komponen lainya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar